CINT#A

2 bulan tlah berlalu, melewati hari dengan diselubungi perasaan kecewa, takut, dan penyesalan yang termat dalam. Mengingat hari itu, disaat dirimu telah memutuskan untuk menjauh dari diriku yang sangat hina. Melalui pesan singkat saat malam kelam menyinari, di bulan yang sangat suci, hingga terbawa dalam mimpi. Diriku tau, memang semua kesalahan tertuju padaku, tak hanya satu kali, tapi diriku sadar bahwa berkali-kali sosok ini mengecewakanmu. Mau bagaimana lagi, semuanya telah menjadi catatan sejarah yang tergores dengan pena darah, tidak mampu ku ulang lagi apalagi ku perbaiki.

Wahai kawanku, asalkan kau tahu. Sejak itu diriku tak pernah mau lagi menuliskan tentang perasaan pada wanita. Saat keinginan itu terbayang, selalu ku ingat akan kehadiran dirimu. Saat ku lihat status di sosial mediamu, wajahmu berkilau saat ku lihat foto yang penuh kebahagiaan saat bersama temanmu, apalagi foto mawar merah yang diberikan oleh teman laki-lakimu. Diriku mengucap terima kasih atas apa yang telah kau lakukan kepadaku.

Galau, tapi tidak untuk sekarang. Rasa kesedihan itu seakan sirna melihat kehebatan teman-teman disekitarku. Teman sekelas TKJ 2 ataupun di organisasi KIREDA dan ADIWIYATA. Mereka mengajarkanku untuk tetap melangkah dan belajar dari sejarah. Kelas yang supeeeer nakal selalu membuatku tertawa. “Eker-ekeran, tidur disaat pelajaran, melihat aksi mencontek berjamaah, foto alay, permainan melatih kekuatan otot dan otak, berlatih berbahasa madura dan jawa, semua itu telah diriku dapat dalam kelas yang hebat ini.”

Sekarang aku tau, dan sekarang aku harus sadar. Hidup harus tetap berjalan, meski dirimu sudah milik orang. #A 


Dalam kericuhan kelas sambil tidur-tiduran mendengarkan guru killer
7 Oktober 2014

Posting Komentar

3 Komentar