KONSEP DASAR, TEORI, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP ANDRAGOGI

 

KONSEP DASAR, TEORI, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP ANDRAGOGI

A.    Pendahuluan

Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Latin “andros” yang berarti orang dewasa dan “agogos“ yang berarti memimpin atau melayani. Dalam dua dekade terakhir, di kalangan ahli pendidikan orang dewasa telah berkembang baik di Eropa maupun di Amerika dan Asia suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa. B.F. Skinner (1904), terkenal dengan teori belajar “Operant Conditioning” menggunakan tikus dan burung merpati sebagai ujicoba. Dari teori belajar orang dewasa ini muncul perspektif teori belajar orang dewasa yang biasa disebut dengan “Andragogi Theory of Adult Learning”.

Teori andragogi menjelaskan bagaimana belajar orang dewasa dalam pembelajaran. Kedua komponen ini sangat berkaitan erat dengan proses belajar dan pembelajaran. Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).

Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan. Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya. Kedewasaan itupun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa. Dugan Laird (Hendayat S., 2005: 135) mengatakan bahwa andragogi mempelajari bagaimana orang dewasa belajar. Laird yakin bahwa orang dewasa belajar dengan cara yang secara signifikan berbeda dengan cara-cara anak dalam memperoleh tingkah laku baru.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan mengenai konsep dasar, tujuan, determinan, ruang lingkup dan penyelenggaraan orang dewasa.

B.     Pembahasan

1.      Konsep Dasar

Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa.untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.

Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut: (a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran, (b) menemukan kebutuhan belajar, (c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar, (d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik, (e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat dan (f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelejaran selanjutnya. Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2005: 63).

 

 

2.      Teori Dasar

a.      Carl R. Rogers

Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu “Student-Centered Learning” yang intinya yaitu: (1) kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya; (2) Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan “self”nya; (3) Manusia tidak bisa belajar kalau berada di bawah tekanan (4) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir. Peserta didik orang dewasa menurut konsep pendidikan adalah: (1) meraka yang berperilaku sebagai orang dewasa, yaitu orang yang melaksanakan peran sebagai orang dewasa; (2) meraka yang mempunyai konsep diri sebagai orang dewasa.

b.      Robert M. Gagne

Gagne mengemukakan yang terpenting bagi pendidikan orang dewasa terutama yang berkaitan dengan kondisi belajar. Menurutnya ada delapan hierarki tipe belajar seperti diuraikan sebagai berikut:

·         Belajar Berisyarat; belajar berisyarat dapat pada tingkatan mana saja dari hierarki sebagai suatu bentuk: Classical Conditioning. Tipe belajar ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dalam bentuk sikap dan prasangka.

·         Belajar Stimulus Respon; belajar stimulus respon adalah sama dengan Operant Conditioning,yang responnya berbentuk ganjaran. Dua tipe berikutnya adalah rangkaian motorik dan verbal, berbeda pada tingkatan yang sama dalam hierari.

·         Rangkaian motorik tidak lain dari belajar keterampilan, sedangkan

·         Rangkaian verbal adalah belajar dengan cara menghafal (rote learning).

·         Diskriminasi Berganda; dalam belajar diskriminasi ganda, memasuki kawasan keterampilan intelektual berupa kemampuan membedakan antara beberapa jenis gejala yang serupa. Dengan tipe belajar ini, peserta belajar diharapkan memiliki kemampuan untuk menetapkan mana di antara tipe tersebut yang tepat untuk sesuatu situasi khusus.

·         Belajar Konsep; adalah kemampuan berpikir abstrak yang mulai dipelajari pada masa remaja (adolesence). Belajar konsep merupakan salah satu unsur yang membedakan antara pendidikan orang dewasa dibandingkan dengan pendidikan anak-anak dilihat dari tingkatan pemikiran tentang konsep.

·         Belajar Aturan; merupakan kemampuan merespon terhadap keseluruhan isyarat, merupakan tipe belajar yang penting dalam pendidikan orang dewasa. Belajar pemecahan masalah merupakan tingkat tertinggi dalam tipe belajar menurut hierarki Gagne.

·         Pemecahan Masalah; Tipe pemecahan masalah bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap situasi problematic

c.       Paulo Freire

Paulo Freire adalah seorang pendidik di negara Brazilia yang gagasannya tentang pendidikan orang dewasa. Menurut Flaire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri. Ia terkenal dengan gagasannya yang disebut dengan conscientization yang terdapat tiga prinsip:

·         Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga,

·         Tak seorang pun yang belajar sendiri,

·         Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka.

3.      Tujuan

Tujuan pendidikan orang dewasa adalah

1.      Membantu melakukan penyesuaian psikologis dengan kondisi social.

2.      Melengkapi keterampilan yang diperlukan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang menekankan pemecahan dengan keterampilan bukan isi.

3.      Menolong merubah kondisi sosial orang dewasa.

4.      Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu bebas dan otonom.

4.      Ruang Lingkup

a.      Prinsip-prinsip Pendidikan Orang Dewasa

Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan training (pelatihan) dan pendidikan, dan biasanya diterapkan pada situasi kelas formal atau untuk sistem on the job training (magang). Tiap bentuk pelatihan sebaiknya memuat sebanyak mungkin 9 prinsip yang tersebut di bawah ini. Supaya kita mudah mengingatnya (9 prinsip tersebut), maka biasanya digunakan sistem jembatan keledai atau istilah asingnya mnemonic, yaitu Recency, Appropriateness, Motivation, Primacy, 2–Way Communication, Feedback, Active  Learning, Multi–Sense Learning, Excercise

Prinsip-prinsip ini dalam berbagai cara sangat penting, karena memungkinkan pelatih untuk menyiapkan satu sessi secara tepat dan memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga memungkinkan melakukan evaluasi untuk sessi tersebut. Mari kita coba lihat ide-ide yang melatarbelakangi istilah RAMP 2 FAME. Penting untuk dicatat bahwa prinsip-prinsip ini tidak disajikan dalam satu urutan. Kedudukannya sama dalam satu kaitan antar hubungan.

b.      Faktor-faktor Pendidikan Orang Dewasa

Faktor-faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapat bersifat psikis dan fisik. Faktor Psikis meliputi: Harapan masa depan; Latar belakang sosial; Keluarga; Daya ingat. Sedangkan Faktor Fisik diantaranya: Faktor penglihatan; Faktor pendengaran; Faktor artikulasi; Faktor penyakit

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, H.D. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production

Mappa, Syamsu. 1994. Teori belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen P dan K

Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi aksara

Posting Komentar

0 Komentar